Tribun Otomotif – Campuran Etanol BBM menjadi sorotan publik usai muncul kekhawatiran mengenai keamanan dan standar mutu bahan bakar Pertamina. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa Campuran Etanol BBM Pertamina sepenuhnya sesuai standar dan tidak berbahaya bagi kendaraan. Menurutnya, seluruh proses pencampuran etanol telah melalui uji laboratorium resmi oleh Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) untuk memastikan kualitas bahan bakar sebelum didistribusikan ke SPBU di seluruh Indonesia.
“Seluruh minyak atau BBM yang didistribusikan, baik milik Pertamina maupun swasta, semuanya telah melewati standar uji pemerintah melalui Lemigas. Jika tidak sesuai standar, tentu tidak akan bisa didistribusikan,” ujar Bahlil dalam keterangannya di Jakarta.

Campuran Etanol BBM, Aman Selama Sesuai Komposisi
Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan bahwa Campuran Etanol tidak menimbulkan risiko selama dilakukan dengan takaran yang tepat. Menurutnya, kandungan etanol di bawah 20 persen masih berada dalam batas aman dan telah digunakan secara global. Ia menambahkan, etanol yang dipakai juga harus memiliki tingkat kemurnian 99,95 persen agar tidak menimbulkan efek negatif terhadap performa mesin.
Pernyataan ini diharapkan mampu meluruskan kesalahpahaman di masyarakat yang sempat mengaitkan penggunaan etanol dengan potensi kerusakan mesin kendaraan.

Praktik Umum di Banyak Negara
Penjelasan Bahlil turut diperkuat oleh keterangan dari Pertamina Patra Niaga melalui Pj. Corporate Secretary, Roberth MV Dumatubun. Yang menyebutkan bahwa penggunaan Campuran Etanol BBM hingga 10 persen merupakan praktik umum di berbagai negara. Amerika Serikat, Brasil, dan Thailand sudah lama menerapkan formula bahan bakar serupa dalam rangka mendukung transisi menuju energi bersih.
“Penggunaan BBM dengan campuran etanol hingga 10% telah menjadi best practice di banyak negara sebagai bagian dari upaya mendorong energi yang lebih ramah lingkungan serta pengurangan emisi karbon,” kata Roberth dalam keterangan tertulis.

Langkah Menuju Energi Lebih Ramah Lingkungan
Penggunaan Campuran Etanol BBM tidak hanya soal efisiensi energi, tetapi juga bagian dari strategi pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menekan emisi karbon nasional. Kebijakan ini sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap agenda transisi energi berkelanjutan.
Meski menuai pro dan kontra, pemerintah memastikan bahwa setiap inovasi dalam sektor energi dilakukan berdasarkan riset dan pengujian yang ketat. Dengan pengawasan dari lembaga resmi seperti Lemigas dan Pertamina, masyarakat diimbau tidak perlu khawatir terhadap kualitas dan keamanan bahan bakar yang beredar di pasaran.